Doa Pagi, Gereja di Filipina Dilempar Granat
Theresia Karo Karo Official Writer
Sebuah granat meledak di sebuah gereja Protestan di Filipina. Akibat insiden ini dua orang tewas dan melukai beberapa orang lainnya. Ledakan ini berlangsung saat para jemaat berkumpul dan mengadakan doa pagi pada Rabu (8/10).
Inspektur Senior Mautin Pangandigan, selaku Kepala Kepolisian setempat menyatakan bahwa insiden ini menewaskan seorang perawat berusia 54 tahun dan seorang guru berusia 39 tahun. Keduanya terkena serpihan logam yang berasal dari granat yang dilemparkan orang tidak dikenal menggunakan M203.
Sebelumnya, terlihat dua pria mengendarai sepeda motor dan melemparkan granat pada pintu gerbang utama gereja United Church of Christ di Kota Pikit, Provinsi Cotabato Utara, Filipina. Granat tersebut meledak di bangku gereja pada barisan terakhir, menuju pintu keluar. Menurut kesaksian, para tersangka terlihat melarikan diri dan hingga saat ini belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas insiden ini.
Mengetahui hal ini, pimpinan UCCP, Pendeta Reuel Norman O. Marigza mengecam tindakan penyerangan tersebut. “Tidak ada alasan yang dapat membenarkan tindakan penyerangan di sebuah rumah ibadah yang bertujuan membunuh dan mencelakai jemaat,” tegasnya. Selama ini lokasi ledakan dikenal sebagai markas geng kriminal serta militant setempat. Diketahui bahwa saat ini pasukan pemerintah tengah waspada terhadap serangan yang dilakukan pemberontak garis keras, seperti Front Pembebasan Islam Moro (Moro Islamic Liberation Front).
Sementara serangan ini berlangsung beberapa jam setelah Senator Ferdinand Marcos, Jr dan Teofisto Guingona III memimpin diskusi di Kampus Universitas Notre Dame di kota Cotabato, terkait proposal pemerintahan Bangsamoro di Mindanao melalui RUU Dasar Bangsamoro sebagai bagian dari perjanjian damai antara pemerintah Filipina dan MILF.
Sumber : Okezone/Satuharapan.com by tk
Halaman :
1